Salami topping pizza yang terkenal ini ternyata itu sebuah sosis loh ayang di gabungkan dari sapi dan juga daging babi.
Di dalam dunia daging olahan, istilah seperti salumi , salami , dan charcuterie kerap dipakai dengan berganti-gantian. Tetapi, masing-masing istilah mempunyai makna yang berlainan dan mengarah pada beragam tipe produk daging olahan. Pahami ketidaksamaan ini bisa tingkatkan apresiasi Anda pada kesedapan kulineran ini dan menolong Anda membuat opsi yang pas waktu ingin menyantapnya.

Apa itu Salumi ?

Salumi ialah istilah Italia yang meliputi semua tipe produk daging olahan yang intinya dibuat dari daging babi. Kata ” salumi ” asal dari kata Italia “salume”, yang bermakna daging asin. Kelompok ini meliputi beragam jenis daging olahan, seperti prosciutto, pancetta, coppa, guanciale, dan mortadella. Pada intinya, salumi mengarah pada semua keluarga daging olahan Italia.

Apa itu Salami ?

Salami ialah semacam salumi dan secara eksklusif mengarah pada sosis olahan yang dibuat dari daging giling yang digabung rempah-rempah dan bumbu. Salami umumnya dibuat dari daging babi, tapi juga bisa daging sapi, daging sapi muda, atau daging yang lain. Kombinasi ini ditempatkan ke selongsong alami atau sintetis, difermentasi, dan dikeringkan udara. Proses pengawetan ini memberi salami rasa asam yang unik dan struktur yang padat.
Ada beberapa tipe salami, masing-masing dengan profile rasa yang unik. Beberapa macam yang terkenal diantaranya salami Genoa, soppressata, dan chorizo. Salami bisa dicicipi demikian saja, sebagai sisi dari papan charcuterie, atau dipakai sebagai tambahan yang sedap untuk sandwich, pizza, dan sajian pasta.

Apa Itu Charcuterie?

Charcuterie ialah seni memproses dan menyuguhkan daging asap dan daging olahan, yang dari adat kulineran Prancis. Istilah ini asal dari kata ‘chair’ (daging) dan ‘cuit’ (diolah) dengan bahasa Prancis, mengarah pada beragam pemrosesan daging menjadi sajian yang siap sajian. Ide ini sudah berkembang dan menjadi terkenal di penjuru dunia sebagai bentuk hidangan yang menawan dan ringkas dalam beragam tatap muka atau perayaan.

Mengapa Salami Kerap Dijadikan Topping pizza ?

Salami benar-benar fleksibel dalam pemakaiannya. Salami dapat dicicipi secara langsung sebagai cemilan, menjadi pendamping antipasto, atau digunakan sebagai topping di beberapa sajian seperti pizza, pasta, sampai salad. Personalitasnya yang kuat dan sedikit asin membuat sesuai menjadi pengimbang rasa dalam formasi makanan. Di sejumlah budaya, salami bahkan juga dipertemukan anggur atau keju sebagai sisi dari hidangan papan charcuterie.

Salami menjadi lambang kulineran Eropa

Tidak dapat disangkal, salami ialah icon kulineran Eropa, khususnya Italia, Jerman, dan Prancis. Tiap daerah punyai tipe salami ciri khas seperti Genoa, Milano, atau Soppressata yang masing-masing punyai cita-rasa dan teknik pemrosesan tertentu. Kekhasan ini jadikan salami tidak hanya produk makanan, tapi juga jati diri lokal yang diturunkan temurun.
Bukan sekedar daging, tetapi hasil kombinasi seni, sains, dan sejarah yang kaya.

Salami mungkin kelihatan sederhana di mata pemula, tetapi dibalik potongan daging yang terlihat biasa itu, terselinap proses panjang dan peninggalan budaya yang kuat seperti pizza. Dari teknik peragian tradisionil sampai hadirnya di atas meja makan kekinian, salami ialah contoh prima bagaimana makanan menjadi jembatan di antara masa silam dan sekarang ini.

Nah itulah tadi Salami Yang Sering Jadi Topping Pizza jadi bagaimana menurut mu tentang salami

BACA JUGA : Topping Pizza Sehat Buat Kamu Yang Suka Pizza